Dengan sedikit pengetahuan tetap ingin berbagi......

6 Fakta Si Seksi Edward Snowden



Edward Snowden (29), pakar informasi teknologi yang pernah bekerja di CIA dan belakangan menjadi pakar IT di kontraktor pertahanan Booz Allen Hamilton yang menjadi rekanan National Security Agency (NSA), membocorkan program mata-mata dan penyadapan AS, Prism. Berikut 6 fakta menarik dari Edward Snowden.

Prism, adalah program penyadapan di mana FBI dan NSA bisa menyadap secara langsung jaringan layanan online, seperti Google, Facebook, Skype, PalTalk, Microsoft, Apple and Yahoo. Termasuk penyadapan percakapan telepon pada provider terbesar AS, Verizon.

Berikut 6 fakta menarik Edward Snowden yang dijuluki "Si Kutu Buku Seksi" oleh pendukungnya seperti dikutip detikcom dari Guardian, Washington Post dan berbagai sumber lainnya:


1. Sempat Gabung AD AS untuk Perang Irak

Siapa sangka, sebelum menjadi pakar informasi teknologi di CIA dan NSA, Edward Snowden sempat bergabung di AD AS. Snowden ingin ikut bertempur di Irak.

Tahun 2003, Snowden bergabung di AD AS, dan memulai program pelatihan untuk bergabung di Pasukan Khusus. "Saya ingin berperang di Irak karena saya merasa punya kewajiban sebagai manusia, menolong membebaskan orang lain dari tekanan," kata Snowden.

Dia menceritakan bagaimana keyakinannya tentang tujuan perang itu sirna karena, "Sebagian besar orang yang melatih kita tampak memompa semangat tentang membunuh orang Arab, tidak membantu siapa pun."

Snowden mengalami patah kedua kaki, kecelakaan dalam pelatihan. Setelah itu, Snowden dikeluarkan dari AD AS. Keterangan Snowden ini dikonfirmasi juru bicara AD AS George Wright. Wright membenarkan bahwa Snowden bergabung dengan AD AS pada 7 Mei 2004 dan keluar September 2004.

"Dia tidak melengkapi pelatihan apapun atau menerima penghargaan apapun," kata Wright pada media yang sama.

2. Pakai Nama Kode 'Verax'

Informasi mengenai program penyadapan ini pertama kali dibocorkan oleh Washington Post, disusul The Guardian yang hanya berselisih 20 menit. Snowden pertama kali mengontak pembuat film Laura Poitras, dengan email kaleng pada Januari 2013.

Snowden mengontak Poitras setelah melihat film dokumenter tentang William Binney, pembocor informasi NSA sebelumnya. Poitras juga merupakan anggota Dewan di Yayasan Kebebasan Pers bersama wartawan Guardian, Glenn Grenwald dan wartawan Washington Post, Barton Gellman.

Gellman dalam artikelnya menceritakan bagaimana dia berkomunikasi dengan Snowden pada awalnya, melalui email yang terenkripsi alias dilindungi kode-kode.

"Dia memanggilku Brassbanner, nama kode berlaras ganda gaya NSA, di mana dia bekerja di direktorat intelijen. Verax, adalah nama yang dia pilih, 'pencerita kebenaran' dalam bahasa Latin. Aku bertanya, apakah dia bermaksud mengungkapkan alternatif takdir yang menunggu di depannya," tulis Gellman.

Dua pembangkang Inggris telah menggunakan nama samaran ini. Clement Walker, anggota parlemen vokal pada abad ke-17, meninggal saat kerusuhan brutal di Menara London. Dua abad kemudian, kritikus sosial Henry Dunckley mengadopsi "Verax" sebagai by line di atas kolom mingguan di Manchester Examiner. Dia kemudian sarat gelar penghargaan dan kehormatan.

3. Identitas Dibuka atas Permintaan Sendiri

Identitas sumber yang membocorkan program penyadapan AS ini kemudian diungkapkan oleh The Guardian pada 10 Juni 2012 lalu. Snowden sendiri yang meminta identitasnya dibuka setelah beberapa hari wawancara.

Pada awalnya, Snowden yang menyerahkan dokumen-dokumen sangat rahasia milik NSA ini meminta namanya disamarkan demi alasan keamanan. Namun akhirnya, "Saya tidak punya maksud menyembunyikan siapa diri saya karena saya tahu saya tidak melakukan kesalahan".

Pada 10 Juni 2013 itu pula staf Mira Hotel, Hong Kong, tempat Snowden bersembunyi mengenali Snowden dan mengatakan dia keluar pada siang hari.

Wartawan Guardian, Glenn Grenwald mengatakan Snowden selama ini menggunakan tabungan pribadinya dan uangnya 'kemungkinan menipis' dalam 'serangkaian masa kekhawatirannya'.

4. Pacar Seksi dan Gaji Rp 2 M

Edward Snowden kini tak tentu rimbanya setelah keluar dari Hotel Mira di Hong Kong. Dia meninggalkan kekasih seksinya di Hawaii seorang diri tanpa kepastian. Dia juga dikagumi karena melimpahi pacar seksinya dengan gaji US$ 200 ribu/bulan (Rp 2 miliar), rumah layak di Hawaii, namun mencemplungkan diri dalam risiko keamanan personalnya.

Diberitakan Daily Mail, Selasa (11/6/2013), kekasih Snowden itu bernama Lindsay Mills (28). Dia adalah seorang balerina cantik yang juga bekerja sebagai pole dancer.

Di blognya, Mills curhat soal kepergian sang kekasih. Tak lupa, dia juga memajang foto-foto seksinya bersama Snowden yang disebut sebagai 'man of mystery'.

Mills dan Snowden sudah bersama sejak empat tahun terakhir. Keduanya sudah berkeliling ke sejumlah negara. Mereka pernah tinggal bersama di Jepang, mengikuti perjalanan karier Snowden.

"Dunia saya terbuka dan tertutup di waktu yang sama. Saya ditinggal sendirian di lautan tanpa kompas," kata Mills di blognya.

Keduanya juga pernah ke Hong Kong bersama untuk berlibur. Kini, Snowden kembali ke Hong Kong untuk bersembunyi dari kejaran pemerintah AS, tanpa kekasihnya.

5. Kutu Buku Seksi atau Pengkhianat Narsis?

Ketika identitas Snowden terbuka pada 10 Juni 2013 lalu, penampilan dan perilaku Snowden juga disorot. Snowden diperbincangkan di media twitter, diberi julukan 'Hot Geek' alias kutu buku seksi, pendukungnya menyatakan diri dalam 'Team Edward' (merujuk pada fans Edward Cullen di Twilight) atau 'Tim Snowden' dalam kaus-kaus yang dibuat dengan gambar lingkaran.

Ada juga pengguna twitter yang menuliskan, "Saya ingin pindah ke Hong Kong bersamanya".

Namun ada juga yang menjulukinya 'pengkhianat yang narsis'. Seperti wartawan New Yorker Jeffrey Toobin yang mengatakan bahwa dia harus dikirim ke penjara karena menyerahkan dokumen rahasia ke media. Toobin menjulukinya, "Narsistik yang muluk'.

Dia juga dijuluki sebagai pahlawan oleh beberapa whistle blower seperti Daniel Ellsberg, pembocor Pentagon Papers tahun 1971 dan Julian Assange, pendiri Wikileaks.

6. Tak Harap Lihat Rumah Lagi

Snowden pernah mengatakan sangat mengerti risikonya saat dia membocorkan rahasia program penyadapan ini dan membuka identitasnya.

"Saya tak bisa melakukan ini tanpa menerima risiko dipenjara. Anda tak bisa melawan agen intelijen terbesar di dunia tanpa menerima risiko. Kalau mereka ingin mendapatkan Anda, maka seiring berjalannya waktu, mereka akan bisa," kata Snowden dalam wawancara dengan Guardian.

"Satu-satunya yang saya khawatirkan menerima efek buruk adalah keluarga saya, di mana saya tak lagi bisa menolong. Itu yang membuat saya terjaga tiap malam," kata Snowden dengan mata berkaca-kaca.

Namun Snowden yakin bahwa keputusannya ini akan membawa perubahan besar bagi negaranya, AS. Kendati mungkin dia tak berharap melihat rumahnya lagi di Elizabeth City, North Carolina.

"Saya pikir perasaan marah yang telah diungkapkan dibenarkan. Ini telah memberi saya harapan bahwa, tidak peduli apa yang terjadi padaku, hasilnya akan positif bagi Amerika. Saya tidak berharap untuk melihat rumah lagi, meskipun itu adalah apa yang saya inginkan," tutup Snowden.
 

0 komentar:

Posting Komentar